PERBUATAN UMMU SULAIM R.A. KETIKA ANAKNYA MENINGGAL
Ummu Sulaim r.a. adalah ibu Anas r.a. Semua orang hanya mengenal panggilannya sahaja sedangkan nama aslinya masih diperdebatkan oleh para ahli sejarah. Ada yang mengatakan nama aslinya Sahlah, Mulaikah dan ada juga mengatakan Rumaisah. Pada zaman Jahiliyyah, Ummu Sulaim r.a. menikah dengan Malik bin Nadhar dan dikurniakan seorang anak bernama Anas. Setelah suaminya meninggal, ia tinggal dalam keadaan menjanda untuk beberapa lama dengan harapan agar dapat mengasuh dan memelihara Anas r.a. yang saat itu masih bayi. Tetapi kemudian Ummu Sulaim r.a. dilamar oleh Abu Thalhah yang ketika itu masih musyrik. Dia menolak lamarannya sambil berkata, "Abu Thalhah, apakah engkau tidak tahu bahawa yang kamu sembah itu adalah batu yang tidak dapat memberi manfaat dan mudharat kepadamu? Jika kamu bersedia masuk Islam, saya bersedia menikah denganmu." Abu Thalhah masuk Islam dan menikah dengan Ummu Sulaim r.a. Dari hasil pernikahannya itu mereka mempunyai anak yang bernama Abu Umair r.a. Apabila Rasulullah s.a.w. berkunjung ke rumah Abu Thalhah r.a., beliau sering bermain dan bercanda dengan Abu Umair r.a. Pada suatu ketika, Abu Umair r.a. menderita sakit dan pada hari itu Abu Thalhah r.a. sedang berpuasa. Ketika Abu Thalhah r.a. sedang pergi keluar rumah, akhirnya anak itu pun meninggal dunia. Kerana suaminya tiada di rumah, maka Ummu Sulaim r.a. segera memandikan dan mengkafaninya seorang diri, kemudian jenazah anaknya itu dibaringkan di atas tempat tidur.
Kerana Abu Thalhah r.a. sedang berpuasa, Ummu Sulaim r.a. segera menyiapkan makanan untuk berbuka suaminya. Setelah itu Ummu Sulaim r.a. berhias dan memakai wangi-wangian. Pada malam harinya, Abu Thalhah datang dan segera berbuka puasa dengan makanan yang telah disiapkan oleh Ummu Sulaim r.a. Setelah berbuka, Abu Thalhah bertanya kepada Ummu Sulaim r.a., "Ummi, bagaimana keadaan anak kita?" Ummu Sulaim r.a. menjawab, "Alhamdulillah, dia dalam keadaan baik-baik saja." Ummu Sulaim r.a. meminta suaminya agar jangan terlalu memikirkan keadaan anaknya.
Pada malam itu juga, Abu Thalhah r.a. menggauli isterinya. Ketika Abu Thalhah r.a. bangun, Ummu Sulaim berkata kepada suaminya, "Saya mempunyai pertanyaan kepadamu, wahai suamiku". Abu Thalhah bertanya, "Apakah itu?". Ummu Sulaim berkata, "Seandainya seseorang diberi sesuatu amanat, lalu pemiliknya ingin mengambilnya, haruskah dia mengembalikan barang itu kepada pemiliknya?" Suaminya menjawab, "Sudah tentu dia harus mengembalikannya, dia tidak mempunyai hak untuk menyimpannya." Ummu Sulaim r.a. berkata lagi, "Suamiku, Allah telah mengamanatkan Abu Umair kepada kita, namun sekarang Dia telah memanggilnya kembali."
Abu Thalhah r.a. merasa sedih ketika mendengar berita tersebut. Dengan sedikit marah, Abu Thalhah r.a. berkata, "Mengapa engkau tidak mengatakannya sejak tadi malam? Setelah itu, Abu Thalhah r.a. mengadu kepada Rasulullah s.a.w. tentang peristiwa itu. Rasulullah s.a.w. berdoa untuknya dengan bersabda, "Semoga Allah swt memberkahi hubunganmu dengan isterimu tadi malam".
Salah seorang sahabat dari kaum Anshar berkata, "Saya menyaksikan berkah dari doa Rasulullah s.a.w. tersebut. Dari hubungan dengan isterinya pada malam tersebut, lahirlah Abdullah bin Abi Thalhah r.a. yang akhirnya mempunyai sembilan orang anak dan semuanya Hafiz Al-Quran."
No comments:
Post a Comment